Arsenal menunjukkan dominasi atas Real Madrid di perempat-final Liga Champions. Setelah kemenangan telak 3-0 di leg pertama di London, Arsenal kembali unggul 2-1 di Estadio Santiago Bernabeu. Bukayo Saka membuka skor pada menit ke-65 dengan penyelesaian apik usai assist cerdas dari Mikel Merino, meski sebelumnya gagal mengeksekusi penalti di babak pertama yang ditepis Thibaut Courtois.
Madrid sempat membalas dua menit setelah gol Saka. Kesalahan fatal William Saliba dimanfaatkan Vinicius Junior untuk mencetak gol, menghidupkan asa tuan rumah. Namun, harapan Madrid memudar ketika Kylian Mbappe ditarik keluar karena cedera pergelangan kaki, dan Arsenal mempertahankan kedisiplinan bertahan mereka untuk mengamankan keunggulan agregat.
Di injury time, Gabriel Martinelli memastikan kemenangan Arsenal dengan serangan balik cepat setelah menerima umpan dari Merino. Kemenangan ini mengantarkan Arsenal ke semi-final Liga Champions untuk pertama kalinya sejak 2009, dan bakal menghadapi Paris Saint-Germain. Madrid, yang musim lalu meraih gelar Liga Champions dan LaLiga, tampil rapuh dan gagal memanfaatkan atmosfer Bernabeu.
Kemenangan Arsenal atas Madrid menegaskan kebangkitan mereka di panggung Eropa di bawah asuhan Mikel Arteta. Hanya tiga kali dalam sejarah klub mereka mencapai semi-final Liga Champions, dan keberhasilan ini menunjukkan kematangan tim yang kini mampu bersaing dengan raksasa Eropa. Performa solid di kedua leg, terutama kedisiplinan bertahan dan serangan balik yang mematikan, menjadi kunci sukses Arsenal.
Madrid, di sisi lain, menunjukkan kerentanan yang tidak biasa. Meski memiliki pemain bintang seperti Mbappe dan Vinicius, tim asuhan Carlo Ancelotti kesulitan menembus pertahanan Arsenal dan gagal menciptakan peluang berarti. Cedera Mbappe dan kurangnya kreativitas di lini tengah memperparah situasi, menandakan perlunya pembenahan untuk musim depan.
Hasil ini juga mencerminkan pergeseran dinamika di sepak bola Eropa. Klub-klub Liga Primer seperti Arsenal kini tampil dominan, sementara raksasa tradisional seperti Madrid menghadapi tantangan untuk mempertahankan supremasi. Duel Arsenal melawan PSG di semi-final akan menjadi ujian berikutnya untuk mengukur ambisi The Gunners meraih trofi Liga Champions pertama dalam sejarah mereka.
Lucas Vazquez, kapten Madrid, menggambarkan pertandingan melawan Arsenal sebagai laga yang sulit. “Pertandingan ini berat. Kami tidak menciptakan peluang seperti yang kami inginkan,” ujarnya kepada Movistar. Ia juga mengakui bahwa timnya mungkin kurang maksimal dalam aspek permainan. “Apakah kami tidak memenuhi harapan dari sisi sepak bola? Mungkin. Kami kurang jernih saat menguasai bola,” katanya.
Menurut Vazquez, Arsenal memiliki organisasi pertahanan yang sangat baik. “Mereka benar-benar terorganisasi dengan luar biasa di lini belakang,” tambahnya. Adapun soal upaya membalikkan defisit leg pertama, Vazquez menegaskan tanggung jawab kolektif. “Saat menang, kami semua bertanggung jawab. Saat kalah, juga begitu. Itu bagian dari sepak bola,” ucapnya.
Vazquez tetap optimistis tentang masa depan Madrid. “Semua Madridista tahu kami telah memberikan segalanya untuk membalikkan keadaan. Kami akan kembali, lebih kuat dari sebelumnya,” katanya.
Declan Rice, yang ditunjuk sebagai Man of the Match, merayakan kemenangan Arsenal sebagai momen bersejarah. “Ini malam istimewa bagi klub, malam bersejarah,” ujarnya kepada TNT Sports.
Gelandang Inggris itu juga mengungkapkan keyakinan tim sejak awal. “Banyak yang bicara soal Madrid membalikkan keadaan, tapi kami sangat percaya diri setelah leg pertama,” katanya.
Menatap masa depan, Rice optimistis dengan potensi Arsenal. “Klub ini akan melakukan hal-hal istimewa dalam beberapa tahun ke depan. Kami punya pemain muda seperti Myles Lewis-Skelly dan Ethan Nwaneri,”
pungkasnya.
Arsenal menang agregat 5-1 atas Real Madrid
Saka gagal penalti,tapi cetak gol krusial
Martinelli pastikan kemenangan di injury time